KETIKA FAKTANYA TIDAK BENAR


KETIKA FAKTANYA TIDAK BENAR

(saya berharap saya benar benar memahami situasi keuangan client saya)

Oleh Mitsuhiro Kondo, LC, SLC 


Keluarganya

Pihak tertanggung adalah seorang pria berusai 36 tahun bernama Masahiro. Istrinya berusai 38 tahun dan bekerja sebagai perawat. Mereka dikarunia dua anak, uisa 5 dan 1 tahun.

 

Kasusnya

Masahiro direferensikan kepada saya melalui seorang client. Saya menjual Polis Asuransi Jiwa kepadanya senilai Uang Pertanggungan  ¥ 40 juta ( $ 350,000 / Rp 5,25 Milyar ) dengan manfaat rumah sakit sebesar  ¥ 10,000/hari ($ 88/ hari atau Rp. 1,32 juta/hari ). Hanya satu bulan setelah polis terjual, Masahiro roboh dirumah & tak sadarkan diri. Setelah menjalani pemeriksaan menyeluruhnya, ia didiagnosa terkena virus Encephalitis, yang berarti virus flu tersebut telah menggerogoti otaknya.Ia tidak pernah sadarkan diri kembali dan meninggal akibat pneumonia 2,5 tahun kemudian.

Dalam wawancara pencarian fakta pertama, Masahiro memberitahu saya bahwa ia punya tabungan sebesar ¥ 10 juta ( Rp. 1,312 Milyar ) & atasannya akan membayar tunjangan kematian sebesar ¥ 20 juta ( Rp 2,624 Milyar ), dan bahkan dalam skenario terburuk, istri & kedua putranya dapat tinggal bersama orang tuanya. Istrinya adalah perawat bersetifikat, Jadi ia selalu dapat kembali bekerja jika diperlukan. Mereka menyetujui manfaat kematian bedasarkan “fakta-fakta” tersebut.

 

Saat Masahiro dirawat dirumah sakit dan istrinya mengajukan klaim untuk manfaat rumah sakit, ia menceritakan fakta-fakta keuangan mereka yang sesungguhnya kepada saya:

► Masahiro punya tabungan, namun tidak cukup untuk menutup biaya hidup istri dan putra putranya tanpa penghasilannya

► Tempat kerjanya memberikan tunjangan kematian, namun hanya jika dia meninggal saat bekerja untuk mereka. Setelah 2,5 tahun dirumah sakit , Masahiro tidak lagi bekerja pada atasan tersebut disaat kematiannya

► Orang tua Masahiro dan istrinya tidak akur, maka tidak mungkin istrinya tinggal bersama mereka. Orang rua istrinya pun jauh tinggal di pedesaan, dan tidak realistis bagi istrinya untuk tinggal bersama mereka

► Istrinya seorang perawat bersertifikat, namun dengan anak anak yang masih kecil, sukar baginya mencari pekerjaaan purnawaktu untuk mendapatkan pemasukan yang diperlukan

► Putra bungsu mereka didiangnosa dengan Autisme dan membutuhan perhatian lebih.

 

Apa yang saya pelajari

Kasus ini menjadi pengalaman pembelajaran besar bagi saya. Apa yang saya persiapkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga ini, dan ada banyak kondisi yang tidak diungkapkan ketika keluarga ini kehilangan pencari nafkah utamanya. Ini juga menjadi pengalaman pertama saya mengetahui bahwa seorang pria sehat berusia 30 an dapat mengalami masalah kesehatan yang serius secepat ini. Saya mengira saya melakukan yang terbaik, namun tidak pernah ada Asuransi Jiwa yang terlalu banyak.

 

(Mitsuhiro Kondo adalah seorang anggota MDRT selama 15 tahun dari Kitami, Jepang)             


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar